Kamis, 19 Januari 2012

NOVEMBER RAIN (Oleh: Erick Sila)

Judul lagu dari penyanyi rock Guns N Roses, “November Rain” adalah judul yang cocok untuk kisah ini. Kamu ingat nggak? Ini soal peristiwa di malam tanggal 10 November 2011 yang lalu. Etss.. jangan salah! Ini bukan soal hari pahlawan. Walaupun demikian, hari pahlawan tidak boleh diabaikan beitu saja, karena dengan jiwa jiwa pahlawan kita memutuskan hubungan kita secara berani. Keputusan itu layaknya seorang pahlawan yang dengan gagah berani dan rela berkorban demi bangsa yang ia cintai. Ya…, aku masih ingat dengan jelas peristiwa malam itu. Malam yang penuh dengan air mata. Ini bukan ilusi melainkan fakta. Jika kamu lupa akan hari bersejarah itu, di sini aku mengingatkanmu.
Malam itu di sini, hujan turun begitu deras menggenangi bumi. Tidak demikian dengan lagitmu di seberang sana. Aku tahu disana tidak hujan seperti di sini. Akan tetapi, kamu menghujani bumi malam itu dengan air matamu. Waktu itu adalah saat-saat terakhir hubungan kita. Kamu meminta padaku malam itu untuk mengakhiri semuah kisah yang telah kita jalani bersama. Ya… kisah cinta yang tulus yang telah kita lalui bersama harus berakhir di sini. Memang benar kata orang…, “di mana ada pertemuan, pasti ada perpisahan di sampingnya, di mana ada cinta, pasti ada sakit hati di sampingnya, di mana ada kebahagiaan, pasti ada duka di sampingnya”.
Malam itu, adalah malam yang menyakitkan bagiku. Namun inilah jalan terbaik bagimu dan mungkin juga bagiku. Aku tahu bahwa semua ini kamu lakukan demia aku. Aku tahu kamu mencintai aku dengan tulus, sehingga kamu mengambil jalan ini. Aku iklas jika semua ini membuatmu bahagia. Aku tidak mau kamu sedih sampai meneteskan air mata seperti ini. Akhirnya, semuah kisah cinta yang pernah kita jalani bersama berakhir di sini. Semuanya telah berakhir antara hatiku `ao#haiLu. Takkan ada rindu sperti yang dulu… syair lagu Ungu Band ini menjadi kesimpulan akhir dari semuanya. Apakah kisah ini akan lenyap selamanya dan hanya tinggal kenangan?
Hari berlalu tahun pun berganti. Maka, kutuliskan kisah ini untuk mengingatmu. Aku berharap suatu saat kamu membacanya dan mengenang kembali kisah kita yang telah berlalu ditelan waktu. Namun aku yakin kekuatan cinta dapat mengalahkan semuanya. Cinta itu tidak begitu saja berlalu. Seperti kata pengkotbah “Air yang banyak tidak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tidak dapat menghanyutkannya”.
Cinta itu masih hidup di hatiku dan kurasakan lebih kuat dari yang sebelumya. Huuuft.. aku bertanya pada Sang Cinta “Apakah dia adalah tulang rusukku?”. Entahlah… semua yang terjadi, Engkaulah yang merencanakannya. “Apakah kamu juga merasakan seperti yang kurasakan sahabatku?” aku bertanya pada sebuah poster yang terpampang indah di dinding kamarku. Poster itu adalah gambarmu yang aku abadikan untuk mengenangmu. Pertanyaan tinggal pertanyaan dan semuanya akan dijawab oleh waktu. Ya… aku yakin. Aku yakin kamu masih mencintai aku. Itu terbukti dari kata-kata atau pesan singkat yang kamu kirimkan padaku.
Maafkan aku jika cintaku padamu semakin kuat. Aku juga tidak tahu mengapa itu terjadi. Itulah yang kurasakan di setiap nafasku. Kamu sungguh berbeda dari sekian cewe yang aku kenal. Akan tetapi, ingin ku katakan satu hal kepadamu sebelum aku mengakhiri kisah ini. Satu hal yang ingin aku katakan padamu adalah “aku mencintaimu”. Ya… aku akan selalu mencintaimu sampai aku menutup mata.

ARTI SEORANG SAHABAT (Oleh: Erick Sila)

Seorang sahabat adalah orang yang
Bersamanya saya bisa tulus. Tanpanya,
Saya harus berpikir keras.
(Ralp Waldo Emerson)


Aku tahu saat ini kamu sedang marah padaku. Aku sadar bahwa aku telah mengabaikanmu. Akan tetapi, semua ini aku lakukan bukan tanpa alasan. Aku berharap kamu mengerti dengan keadaanku waktu itu. Saat itu aku benar-benar sibuk dengan tugas kuliahku sehingga perhatianku padamu menjadi berkurang. Aku salah. Seharusnya aku sadar bahwa sahabat serta orang-orang yang selama ini memberikan cinta dan perhatian padaku tidak ku abaikan begitu saja hanya gara-gara tugas. Tapi apa bolehbuat. Aku hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna. Maafkan aku sahabat.
Pengalaman itu membuatku sejenak berefleksi. Aku sadar bahwa sahabat, keluarga dan orang-orang yang mencintai aku adalah anugerah dari Tuhan yang harus aku jaga. Sebab dari merekalah aku kuat; dari merekalah aku tahu akan arti hidup yang sesungguhnya. Ya.. kamu adalah salah satu diantara mereka yang begitu perhatian padaku. Dari kamulah aku mengerti arti hidup, cinta dan pengorbanan.
Aku tidak tahu harus dengan apa aku membalas semuanya ini. Namun aku sadar bahwa cinta itu harus dibalas dengan cinta, kasih sayang harus dibalas dengan kasih sayang, dan perhatian dibalas dengan perhatian. Aku yakin kamu tidak akan menuntut lebih dari aku kecuali tiga hal di atas. Namun karena begitu sibuknya aku dengan tugas-tugas pribadiku aku mengabaikanmu.
Aku baru sadar ketika kamu mengirimkan sebuah pesan singkat padaku. Kamu mengatakan bahwa lebih baik ditampar dari pada harus kehilangan perhatian dari orang-orang yang kamu cintai. Dalam hal ini aku bangga padamu. Suatu penghargaan luar biasa bagi bagi orang-orang yang berjasa dalam hidup kita. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13).
Aku mulai sadar akan arti penting seorang sahabat. Sahabat adalah segalanya bagiku. Ia selalu ada, baik ketika aku senang maupun ketika aku susah. Dari merekalah aku kuat. Namun terkadang aku mengabaikan mereka begitu saja. Aku egois. Aku hanya membutuhkan mereka dikala aku lemah dan jatuh. Tetapi ketika aku kuat dan bahagia aku merasah mereka itu jauh. Bagiku, hal yang menyakitkan dalam hidup ini adalah pegkhianatan dari orang-orang terdekat. Itu sungguh menyakitkan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa mereka. Dan lebih baik mati daripada harus kehilangan mereka. Akan tetapi, aku sadar bahwa keputusan itu bukanlah keputusan orang yang beriman. Aku harus menyerahkan mereka kepada Tuhan dan berefleksi. Aku harus bertanya kepada diriku sendiri “mengapa mereka jauh dariku, apakah aku telah melakukan kesalahan besar kepada mereka sehingga mereka kecewa padaku? Ataukah aku terlalu egois sehingga aku hanya menuntut dari mereka? Mm.. aku tahu, aku harus merubah caraku mengenal mereka. Kalau sebelumya aku lebih pasif, maka mulai saat ini aku akan lebih aktif. Perhatian dan kasih sayang itu pertama-tama harus dari aku. Karena aku yakin, apa yang aku berikan itulah yang akan aku terima. “dan sebagaimana kamu menghendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6:31).
Kata orang bijak “jika kamu ingin segera kehilangan sahabat, mulailah menyanjung diri anda sendiri; jika anda ingin mendapat dan mempertahankan sahabat, mulailah menyanjung orang lain”. Kata-kata ini sungguh luar biasa bagiku. Darinya aku mendapat inspirasi bahwa kita tidak boleh tinggal pada diri sendiri. Kita harus keluar dari diri kita untuk orang lain. Dengan demikian, hidup akan terasa indah dan mudah untuk dijalani. Terima kasih sahabatku.