Sabtu, 05 Maret 2011

Renungan

MARI IKUTILAH AKU
PESTA SANTO ANDREAS RASUL
(Rm 10:9-18, Mat 4:18-22 )
(Oleh: Erick M. Sila)


Saudara-saudara yang terkasih….
Setiap kali kita menghadiri pesta kaul kekal atau tahbisan seorang imam, yang selalu terlontar dari mulut orang banyak adalah kekaguman atas keberanian orang-orang muda ini dalam memilih jalan hidup yang berat dan penuh tantangan. Doa dan harapan, dipanjatkan agar imam baru ini setia kepada jalan yang telah dipilihnya. Dengan demikian, ia menjadi berkat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi terutama bagi umat yang akan dilayaninya. Peristiwa tahbisan itu penuh dengan kegembiraan dan kebanggan. Tetapi orang belum menyadari, bahwa konsekuensi pilihan itu akan berlaku seumur hidup. Dalam karya nyata, disitulah hakekat imamat imam baru itu diuji seperti (mengurus paroki, melayani umat di stasi, di komunitas dsb).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan….
Ketika Yesus memanggil para murid-Nya yang pertama, rasa kagum akan diri Yesus membuat mereka dengan mudah mau menerima panggilan itu. Inilah pengalaman Petrus dan Andreas saudarannya (saya yakin saudara-saudara… bahwa setiap kita memiliki latar belakang panggilan yang berbeda-beda), tergantung bagaimana kita menerima tawara itu dan melaksanakannya.
Saudara-saudara yang terkasih…..
Panggilan itu adalah suatau karunia Allah. Tuhan pasti melihat sesuatau yang istimewa dalam diri para nelayan yang sederhana ini, sehingga tanpa ragu-ragu Ia memutuskan untuk memasukan mereka sebagai pengikut-Nya. Karunia inilah yang akhirnya diteruskan oleh para murid, sehingga pada akhirnya berkembang dan melahirkan kader-kader penerus karya keselamatan Allah , sebagaimana telah dimulai oleh Yesus sendiri.
Pada pesta santo Andreas Rasul yang kita rayakan hari ini, kita semua diajak untuk mengenang kembali hidup rasul ini. Menurut tradisi, Santo Andreas mati disalibkan dengan salib yang berbentuk huruf “X”. apapun bentuk salibnya tidak kita persoalkan disini, yang penting ialah kisah kemartirannya sebagai tanda kesetiaannya kepada Kristus. Andreas dan semua rasul lainnya bukanlah murid yang hanya tenggelam dalam kegembiraan karena panggilan Yesus, tetapi mereka mengembangkan rahmat panggilan itu dan menjadi berkat bagi sesama.
Oleh karena itu, saudara-saudara yang dikasihi Tuhan……..
Apakah kita juga bergembira atas panggilan ini dan memjadi sumber berkat bagi sesama? Sebuah pertanyaan yang cukup menantang bagi saya dan saudara-saudara. Jawaban atas pertanyaan itu, tentu tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi dengan perjuangan yang bukan hanya perjuangan tetapi tetapi juga pengorbanan.
Memang saudara-saudara……
Dalam mengikuti Yesus, kita sering dihadapkan dengan kesulitan-kesulitan yang kita sendiri tidak bisa menanggungnya. Sebagian dari kesulitan-kesulitan itu, berasal dari tuntutan yang tidak bisa kita hindari ( kesulitan menemukan keheningan dalam doa, kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas kampus, dalam mengerjakan skripsi, dan masih banyak kesulitan-kesulitan yang bisa kita tambahka sesuai dengan pengalam kita masing-masing). Semua yang telah dikatakan tadi, mau tidak mau harus kita lakukan. Semuanya itu membanjiri kita seperti arus yang deras, sehingga kia sulit memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk. Jika kita tidak secara terang-terangan mendua hati ( pesimis dan optimis), paling tidak kita bisa melawan kesulitan-kesulitan yang yang bertentangan dalam diri kita.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan…..
Gampang sekali bagi kita untuk mempersembahkan diri kita hanya kepada Allah pada doa pagi. Tetapi sulit bagi kita untuk mengingat komitmen itu sepanjang hari. Kita terlalu sibuk, kita terlalu kacau, kita ditarik kesana-kemari oleh segala kesibukan yang sebenarnya tidak berguna bagi perjalanan panggilan kita.
Seandainya kita dapat merekam semua kegiatan sehari-hari kita dalam sebuah kamera digital / video, lalu memutarnya tahap demi tahap, mungkin kita dapat merenungkan apa yang paling baik untuk kita lakukan hari ini. Tetapi apa yang terjadi… hari-hari kta berlalu begitu cepat, tanpa kita menyadari apa makna hidup hari ini. Oleh sebab itu saudara-saudara St. Fransiskus mengajak kita semua untuk berbuat, sebab kita belum berbuat apa-apa. Pada pesta St. Andreas hari ini, kita juga memohon, agar karunia kesetiaan yang dikaruniakan kepada rasul ini, dikaruniakannya juga bagi kita. Sekali lagi saudara-saudara, marilah kita merenungkan panggilan kita masing-masing: baik waktu…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar